MENGENAL
SI TROUBLE MAKER : GIGI GERAHAM BUNGSU
Dalam satu periode
kehidupan manusia, ada tiga fase pertumbuhan gigi geligi dalam rongga mulut.
Benih gigi mulai terbentuk pada usia kehamilan 16 minggu, sehingga diperlukan
asupan kalsium dan fluor yang cukup untuk pertumbuhan gigi geligi dan tulang
yang kuat. Fase pertama adalah masa gigi bercampur, dimulai pada usia 6-7 bulan
dengan tumbuhnya gigi seri bawah diikuti gigi seri atas pada usia 7-8 bulan.
Terus bererupsi sampai berjumlah 20 gigi susu sampai usia 11-12 tahun.
Fase ke dua, masa gigi
bercampur (mix dentition), yaitu gigi geligi susu masih ada di dalam rongga
mulut tetapi gigi dewasa sudah mulai erusi. Gigi tampak berjejal jejal dan
tidak rapi. Ukuran gigi dewasa lebih besar dari gigi susu dan warnanya lebih
kuning. Fase ini dimulai pada usia 6-7 tahun dengan tumbuhnya gigi seri bawah.
Biasanya diawali dengan goyahnya gigi susu (jaman dulu,oleh orang tua kita
dicabut dengan benang).
Bila
dilakukan rongen foto tampak benih benih gigi yang masih terbenam dalam tulang
rahang.
Fase terakhir atau
ketiga adalah fase gigi dewasa, dimana 20 gigi susu sudah tergantikan semua oleh
32 gigi dewasa. Gigi yang tarakhir tumbuh adalah gigi geraham ke 3 atau geraham
bungsu pada usia 17 tahun atau lebih. Karena proses tumbuhnya pada usia dewasa
dengan tulang dan gusi yang sudah keras dan tebal, sering kali menimbulkan rasa
sakit, demam, bengkak bahkan sampai trismus (rahang kaku/ tidak bisa membuka
mulut)
Seperti halnya makluk
hidup, demikian pula manusia mengalami proses evolusi. Pola makanan yang
semakin lunak menyebabkan pertumbuhan tulang rahang tidak berkembang secara
maksimal. Dahulu lebar rahang atas dan bawah cukup untuk menampung 32 gigi
geligi, dengan menciutnya ukuran rahang maka gigi geraham bungsu yang tumbuh
terakhir sering tidak mendapat tempat lagi untuk erupsi.
Gigi geraham bungsu ada
yang memang tidak ada benih giginya. Bila ada benih gigi tetapi tetap terbenam
dalam tulang rahang dinamakan embeded.
Sedangkan gigi geraham
bungsu yang tumbuh tetapi tidak pada tempatnya disebut impaksi/ malposisi.
Letak gigi geraham bungsu ini bisa bervariasi, bisa vertikal, horisontal, mesio
angular bahkan berputar.
Efek samping dari gigi
geraham bungsu yang malposisi adalah sulit terjangkau oleh sikat gigi sehingga
menjadi tempat berkumpulnya sisa makanan. Dengan kondisi yang tidak bersih ini
dapat merusak gigi itu sendiri atau bahkan merusak gigi sebelahnya. Kasus yang
lain terkadang tumbuh kista disekitar gigi geraham bungsu tersebut. Yang sering
terjadi adalah bengkak yang berulang ulang ulang pada gusi disekitar gigi
geraham bungsu itu. Beberapa kasus dilaporkan adalah terbentuknya tumor.
Efek sistemik yang
sering dikeluhkan dan sering tidak disadari berasal dari gigi geraham bungsu
yang tidak tumbuh atau tumbuh tidak pada tempatnya adalah nyeri kepala, pusing
yang berkepanjangan, migrain, tengkuk dan punggung atas yang kaku dan sakit
bahkan bisa sampai terjadi vertigo yang parah.
PENANGANAN
Bila sudah banyak
menimbulkan keluhan, rasa sakit dan tidak nyaman baik lokal maupun sistemik
yang terus menerus, tindakan yang paling baik adalah berkunjung ke dokter gigi.
Dokter gigi akan melakukan diagnosa yang baik, mengambil riwayat kesehatan
pasien dan rontgen foto sebelum mengambil tindakan. Tindakan operasi kecil /
bedah minor yang dilakukan untuk mengambil gigi geraham bungsu tersebut
dinamakan odontektomi/ odontotomi. Riwayat sistemik dari penderita yang perlu
menjadi perhatian adalah penyakit diabetes mellitus/ kencing manis, hipertensi
dan alergi. Sedangkan rontgen foto diperlukan untuk mengetahui posisi yang
pasti dari keseluruhan gigi dan akarnya.
Operasi dilakukan oleh
dokter gigi yang berkompeten dapat dilakukan dengan pembiusan lokal atau
general. Dibutuhkan waktu sekitar 30 – 60 menit untuk mengangkat gigi geraham
bungsu yang terbenam ini.
Setelah tindakan oerasi
dokter akan memberikan resep antibiotik, antinyeri dan anti bengkak selama 5
hari.
Semoga bermanfaat dan
sampai berjumpa pada artikel berikutnya
No comments:
Post a Comment