Cari artikel

Monday, July 11, 2016

Sayangi dan Rawat Ginjal Kita

SAYANGI DAN RAWAT GINJAL KITA

Data dari salah satu Rumah Sakit yang ada di kalimantan Tengah menyebutkan bahwa pada tahun 2015 terdapat 9743 pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah, 55 diantaranya meninggal. Pada tahun sebelumnya, jumlah pasien 8518, 40 meninggal. Diabetes Mellitus dan hipertensi yang tidak terbisa mengganggu fungsi ginjal, bahkan menyebabkan gagal ginjal (Kompas, 27 januari 2016).

Fungsi ginjal adalah mengatur keseimbangan cairan, elektrolit serta asam basa tubuh, mengeluarkan sisa metabolisme tubuh yang larut dalam air, mengatur tekanan darah, menghasilkan hormon eritropoetin (berfungsi menstimulasi sumsum tulang menghasilkan sel darah merah) serta mengaktifkan vitamin D.  Secara awam fungsi ginjal adalah tempat pengelolaan sampah akhir tubuh sebelum dibuang melalui air kencing. Bila tidak diproses oleh ginjal, maka sisa sisa metabolisme tubuh akan menumpuk dan meracuni tubuh kita sendiri. Ginjal manusia ada 2 yang terdapat pada rongga perut bagian belakang. Fungsi ginjal paling baik bila masih normal keduanya, tetapi bila terjadi kerusakan pada salah satu ginjal, ginjal yang lain masih dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Gangguan pada ginjal dibagi menjadi dua yaitu gangguan ginjal akut (GnGA) dan penyakit ginjal menahun (PGM). Gangguan ginjal akut terjadi karena adanya penurunan fungsi ginjal secara tiba hingga membutuhkan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisa (cuci darah). Terapi pengganti ginjal dapat bersifat sementara. Setelah penyebabnya teratasi, ginjal dapat berfungsi normal kembali maka terapi ini tidak dibutuhkan lagi. Beda halnya dengan penyakit ginjal menahun yang penurunan fungsi nya bertahap dan menahun, bersifat kronik dan semakin meburuk hingga masuk tahap terminal (akhir). Pada kondisi ini, pasien menjalani cuci darah secara rutin dan terus menerus.
Umumnya penyebab penurunan fungsi ginjal adalah diabetes mellitus atau kencing manis dan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penyebab lain : infeksi sumbatan (batu saluran kencing, kanker di sekitar panggul, kanker leher rahim, kanker prostat, kanker kandung kencing, kanker usus, kanker kelenjar getah bening), kista, dehidrasi berat dan sering mengkonsumsi obat obatan (kimia, herbal, alternatif).
Gejala gagal ginjal pada tahap awal sering tidak menunjukkan tanda atau gejala klinis. Pada tahap lanjut penderita mulai kelihatan lemah, cepat lelah, pucat, sesak nafas, bengkak pada kedua tungkai, mual muntah, hilang selera makan, jumlah uri berkurang, berbuih, kulit kering dan gatal, nafas berbau urin, nafas cepat, gangguan irama denyut jantung, tekanan darah meningkat, hemoglobin (hb) rendah, ureum dan kreatinin meningkat, gangguan kesimbangan elektrolit dan asam basa tubuh, gangguan kesadaran hingga koma, gangguan pengapuran tulang, hingga patah tulang.
Hemodialisa atau cuci darah sebagai terapi pengganti ginjal adalah proses memisahkan sampah metabolis tubuh dari darah pasien dengan menggunakan mesin dialiser (artificial kidney). Dalam peningkatan kualitas hidup pasien gagal ginjal, proses cuci darah membutuhkan waktu antara 10 sampai 15 jam setiap minggu. Sebaiknya dilakukan 3x4 jam setiap minggu atau setidaknya 2x5 jam setiap minggu tergantung kondisi medis pasien. Selama proses cuci darah. Pasien dapat beristirahat, menonton tv atau makan minum. Proses cuci darah yang paling ideal adalah diusia kurang dari 60 th karena kondisi pembuluh darah masih baik,  tidak ada gangguan pembekuan darah dan tidak ada gangguan jantung.Cuci darah dilakukan di Rumah Sakit atau klinik yang sudah mempunyai alat dan dilakukan tenaga medis yang sudah terlatih mengoperasikan alat ini.
Selain cuci darah, terapi gagal ginjal yang lain adalah CAPD atau Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis.  Terapi ini menggunakan selaput rongga perut dari penderita sebagai membran (saringan) dalam pertukaran cairan dan elektrolit serta sisa sia metabolisme tubuh. Pertama tama pasien dipasang kateter permanen untuk memasukkan cairan dialisat sebanyak 2 liter kedalam perut, didiamkan selama 4_8 jam. Setelah itu cairan dikeluarkan, masukkan cairan dialisat yang baru. Proses ini dilakukam empat kali sehari. Di dalam rongga perut terjadi pertukaran elektrolit, asam basa dan sisa metabolis tubuh. Terapi CAPD ini  dilakukan pada pasien diatas usia 65 tahun, pasien dengan diabetes mellitus,  ganguan fungsi jantung, tekanan darah yang tidak stabil, gangguan pembukuan darah. . CAPD jauh lebih murah dibandingkan dengan cuci darah, bahkan tidak memerlukan obat obatan yang banyak.
Alternatif perawatan yang lain dari penderita gagal ginjal adalah transplantasi atau cangkok ginjal. . ginjal dari donor dipindahkan ke dalam tubuh penerima sehingga diharapkan penderita dapat hidup normal tanpa hemodialisa atau CAPD. Tranplantasi ginjal dilakukan antar keluarga biologis (adik, kakak, orangtua, paman, bibi dll) atau keluarga psikologis (suami, istri, saghabat dll). Tranplantasi ginjal sudah dapat dilakukan di Indonesia. Prosesnya membutuhkan 7 hari rawat inap untuk penerima dan 3 hari untuk pendonor.  Penerima ginjal biasanya diberikan obat obatan untuk menekan sistem kekebalan tubuh guna menekan penolakan tubuh terhadap ginjal baru dalam jangka waktu yang lama, bahkan bisa seumur hidupnya. Dengan ginjal yang baru , penderita gagal ginjal dapat hidup dan beraktifitas normal seperti sedia kala.
Tentunya tidak ada orang yang mau mengalami gangguan ginjal, apalagi gagal ginjal. Untuk menghindari agar kita mengalami ganguan ataupun gagal ginjal, maka bisa tips tips dibawah ini dapat dilakukan :
1.      1. Berlakukan gaya hidup sehat, makan makanan yang bergizi dan sehat sesauai anjuran dokter atau ahli gizi.
2.      2. Berolah raga yang ringan dan teratur seperti jalan kaki, berenang, jogging dan jangan terlalu           memaksakan diri dengan olah raga berat diluar kapasitas kita.
3.     3.  Kontrol ke dokter untuk diketahui penyakit sebelum terlambat dan menjadi semakin parah.
4.    4. Kelola penyakit yang menjadi penyebab timbulnya penyakit ginjal (kencing manis, tekanan darah tinggi, batu saluran kemih)
5.      5. . Cukup minum air putih minimal 2 liter sehari.
6.      6. . Hindari mengkonsumsi obat obatan secara tidak rasional baik obat kimaia, herbal atau alternatif.
7.      7. . Kontrol rutin atau general check up ke dokter atau rumah sakit.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, jangan sampai kita menyesal seumur hidup dikemudian hari. Maka sayangi dan rawat ginjal kita.

Sampai jumpa pada topik berikutnya

No comments:

Post a Comment