SAYANGI
DAN RAWAT GINJAL KITA
Data dari salah satu
Rumah Sakit yang ada di kalimantan Tengah menyebutkan bahwa pada tahun 2015
terdapat 9743 pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah, 55 diantaranya
meninggal. Pada tahun sebelumnya, jumlah pasien 8518, 40 meninggal. Diabetes
Mellitus dan hipertensi yang tidak terbisa mengganggu fungsi ginjal, bahkan
menyebabkan gagal ginjal (Kompas, 27 januari 2016).
Fungsi ginjal adalah
mengatur keseimbangan cairan, elektrolit serta asam basa tubuh, mengeluarkan sisa
metabolisme tubuh yang larut dalam air, mengatur tekanan darah, menghasilkan
hormon eritropoetin (berfungsi menstimulasi sumsum tulang menghasilkan sel
darah merah) serta mengaktifkan vitamin D.
Secara awam fungsi ginjal adalah tempat pengelolaan sampah akhir tubuh
sebelum dibuang melalui air kencing. Bila tidak diproses oleh ginjal, maka sisa
sisa metabolisme tubuh akan menumpuk dan meracuni tubuh kita sendiri. Ginjal
manusia ada 2 yang terdapat pada rongga perut bagian belakang. Fungsi ginjal
paling baik bila masih normal keduanya, tetapi bila terjadi kerusakan pada
salah satu ginjal, ginjal yang lain masih dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
Gangguan pada ginjal
dibagi menjadi dua yaitu gangguan ginjal akut (GnGA) dan penyakit ginjal
menahun (PGM). Gangguan ginjal akut terjadi karena adanya penurunan fungsi
ginjal secara tiba hingga membutuhkan terapi pengganti ginjal berupa
hemodialisa (cuci darah). Terapi pengganti ginjal dapat bersifat sementara.
Setelah penyebabnya teratasi, ginjal dapat berfungsi normal kembali maka terapi
ini tidak dibutuhkan lagi. Beda halnya dengan penyakit ginjal menahun yang
penurunan fungsi nya bertahap dan menahun, bersifat kronik dan semakin meburuk
hingga masuk tahap terminal (akhir). Pada kondisi ini, pasien menjalani cuci
darah secara rutin dan terus menerus.
Umumnya penyebab
penurunan fungsi ginjal adalah diabetes mellitus atau kencing manis dan
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penyebab lain : infeksi sumbatan (batu
saluran kencing, kanker di sekitar panggul, kanker leher rahim, kanker prostat,
kanker kandung kencing, kanker usus, kanker kelenjar getah bening), kista,
dehidrasi berat dan sering mengkonsumsi obat obatan (kimia, herbal,
alternatif).
Gejala gagal ginjal
pada tahap awal sering tidak menunjukkan tanda atau gejala klinis. Pada tahap
lanjut penderita mulai kelihatan lemah, cepat lelah, pucat, sesak nafas,
bengkak pada kedua tungkai, mual muntah, hilang selera makan, jumlah uri
berkurang, berbuih, kulit kering dan gatal, nafas berbau urin, nafas cepat,
gangguan irama denyut jantung, tekanan darah meningkat, hemoglobin (hb) rendah,
ureum dan kreatinin meningkat, gangguan kesimbangan elektrolit dan asam basa
tubuh, gangguan kesadaran hingga koma, gangguan pengapuran tulang, hingga patah
tulang.
Hemodialisa atau cuci
darah sebagai terapi pengganti ginjal adalah proses memisahkan sampah metabolis
tubuh dari darah pasien dengan menggunakan mesin dialiser (artificial kidney).
Dalam peningkatan kualitas hidup pasien gagal ginjal, proses cuci darah
membutuhkan waktu antara 10 sampai 15 jam setiap minggu. Sebaiknya dilakukan
3x4 jam setiap minggu atau setidaknya 2x5 jam setiap minggu tergantung kondisi
medis pasien. Selama proses cuci darah. Pasien dapat beristirahat, menonton tv
atau makan minum. Proses cuci darah yang paling ideal adalah diusia kurang dari
60 th karena kondisi pembuluh darah masih baik,
tidak ada gangguan pembekuan darah dan tidak ada gangguan jantung.Cuci
darah dilakukan di Rumah Sakit atau klinik yang sudah mempunyai alat dan
dilakukan tenaga medis yang sudah terlatih mengoperasikan alat ini.
Selain cuci darah,
terapi gagal ginjal yang lain adalah CAPD atau Continous Ambulatory Peritoneal
Dialysis. Terapi ini menggunakan selaput
rongga perut dari penderita sebagai membran (saringan) dalam pertukaran cairan
dan elektrolit serta sisa sia metabolisme tubuh. Pertama tama pasien dipasang
kateter permanen untuk memasukkan cairan dialisat sebanyak 2 liter kedalam
perut, didiamkan selama 4_8 jam. Setelah itu cairan dikeluarkan, masukkan
cairan dialisat yang baru. Proses ini dilakukam empat kali sehari. Di dalam
rongga perut terjadi pertukaran elektrolit, asam basa dan sisa metabolis tubuh.
Terapi CAPD ini dilakukan pada pasien
diatas usia 65 tahun, pasien dengan diabetes mellitus, ganguan fungsi jantung, tekanan darah yang
tidak stabil, gangguan pembukuan darah. . CAPD jauh lebih murah dibandingkan
dengan cuci darah, bahkan tidak memerlukan obat obatan yang banyak.
Alternatif perawatan
yang lain dari penderita gagal ginjal adalah transplantasi atau cangkok ginjal.
. ginjal dari donor dipindahkan ke dalam tubuh penerima sehingga diharapkan
penderita dapat hidup normal tanpa hemodialisa atau CAPD. Tranplantasi ginjal
dilakukan antar keluarga biologis (adik, kakak, orangtua, paman, bibi dll) atau
keluarga psikologis (suami, istri, saghabat dll). Tranplantasi ginjal sudah
dapat dilakukan di Indonesia. Prosesnya membutuhkan 7 hari rawat inap untuk
penerima dan 3 hari untuk pendonor.
Penerima ginjal biasanya diberikan obat obatan untuk menekan sistem kekebalan
tubuh guna menekan penolakan tubuh terhadap ginjal baru dalam jangka waktu yang
lama, bahkan bisa seumur hidupnya. Dengan ginjal yang baru , penderita gagal
ginjal dapat hidup dan beraktifitas normal seperti sedia kala.
Tentunya tidak ada
orang yang mau mengalami gangguan ginjal, apalagi gagal ginjal. Untuk
menghindari agar kita mengalami ganguan ataupun gagal ginjal, maka bisa tips
tips dibawah ini dapat dilakukan :
1. 1. Berlakukan gaya hidup sehat, makan
makanan yang bergizi dan sehat sesauai anjuran dokter atau ahli gizi.
2. 2. Berolah raga yang ringan dan teratur
seperti jalan kaki, berenang, jogging dan jangan terlalu memaksakan diri dengan
olah raga berat diluar kapasitas kita.
3. 3. Kontrol ke dokter untuk diketahui
penyakit sebelum terlambat dan menjadi semakin parah.
4. 4. Kelola penyakit yang menjadi penyebab
timbulnya penyakit ginjal (kencing manis, tekanan darah tinggi, batu saluran
kemih)
5. 5. . Cukup minum air putih minimal 2 liter
sehari.
6. 6. . Hindari mengkonsumsi obat obatan secara
tidak rasional baik obat kimaia, herbal atau alternatif.
7. 7. . Kontrol rutin atau general check up ke
dokter atau rumah sakit.
Mencegah selalu lebih
baik daripada mengobati, jangan sampai kita menyesal seumur hidup dikemudian
hari. Maka sayangi dan rawat ginjal kita.
Sampai jumpa pada topik
berikutnya
No comments:
Post a Comment