KEGANASAN
RONGGA MULUT
Dokter
gigi, adalah profesi yang masih dianggap menakutkan pada masyarakat kita.
Seseorang sangat jarang berkunjung ke praktek atau klinik dokter gigi bila
belum merasakan sakit yang parah atau sudah terjadi pembengkakan pada daerah
mulutnya. Alasan mahal atau takut dengan peralatan praktek dokter gigi yang
lazim diutarakan oleh masyarakat kita. Padahal dengan mengontrol gigi dan mulut
ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali dapat mendeteksi dini segala kelainan atau
penyakit yang terjadi dalam rongga mulut. Bukankah mencegah lebih baik daripada
mengobati? Atau perawatan awal akan lebih mudah dan murah serta mempunyai
keberhasilan yang tinggi daripada perawatan pada tahap lanjut (kasep : bahasa
jawa).
Artikel
kesehatan kali ini, kita akan belajar bersama sama tentang keganasan (kanker)
yang bisa terjadi dalam rongga mulut. Tumor atau kanker yang terdapat dalam
rongga mulut ada yang jinak ada juga yang ganas, ada yang dapat disembuhkan
total ada yang dapat menyebabkan kematian pada penderitanya.
Kanker
adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal (yaitu, tumbuh sangat
cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan
tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan
penyakit menular. Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai
akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas
dan sangat liar.
Kanker
didefinisikan sebagai pertumbuhan tidak terkontrol sel-sel yang menyerang dan
menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. Kanker mulut muncul akibat
pertumbuhan atau luka pada mulut yang tidak hilang. Kanker mulut meliputi
kanker bibir, lidah, pipi, dasar mulut,
langit-langit lunak dan keras, sinus, dan faring (tenggorokan), dapat mengancam
kehidupan jika tidak didiagnosis dan diobati dini.
Ca
rongga mulut adalah tumor ganas dalam rongga mulut yang tumbuh secara cepat dan
menginvasi jaringan sekitar, berkembang sampai ke dalam jaringan mulut, dan
dapat bermetastasis (menyebar) ke bagian tubuh yang lain dan sering tanpa
gejala pada tahap awal.
Pada
pria kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua keganasan yang terjadi dan 2% kejadian
pada kaum wanita. Laporan WHO menyebutkan bahwa kanker rongga mulut merupakan
kanker utama di India dimana kejadian
rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker pada tubuh
manusia.
Meskipun perkembangan dunia kedokteran semakin canggih terutama
dalam mendiagnosa dan terapi suatu kelainan atau penyaki tetapi keabnormalan dan kematian yang diakibatkan
kanker mulut masih tinggi. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah
terutama karena kurangnya deteksi dini dan identifikasi pada kelompok resiko
tinggi. Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama
berbulan-bulan atau bahkan lebih lama. Akibatnya harapan sembuh dari kanker
rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang menyedihkan dimana seringkali
prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang terlambat
Kanker rongga mulut dapat terjadi pada daerah
daerah sebagai berikut :
1.
Kanker pada gusi (gingiva)
Terjadi
karena iritasi kronis (terus menerus dan dalam jangka waktu lama) dari tambalan
yang sudah rusak, karang gigi , gigi palsu yg tidak benar, sisa sisa akar gigi,
gigi yang berlubang pada jaringan lunak
gusi. Gusi rahang bawah lebih sering terkena kanker ini dibanding gusi rahang
atas. Pada tahap awal, kanker ini tampak seperti lesi biasa yang dikenal
masyarakat sebagai sariawan. Pada tahap lanjut kanker ini akan tampak membesar
dengan permukaan kasar (seperti bunga kol) sangat mudah berdarah dan
menimbulkan rasa sakit. Kanker ini merusak tulang rahang sehingga menjadi tipis
bahkan hilang sma sekali.
2.
Kanker pada lidah
Hampir
80% kanker lidah terletak pada 2/3 bagian depan lidah (umunya pada tepi dan bawah lidah) dan dalam jumlah sedikit pada
belakang lidah. Gejala pada penderita
tergantung pada lokasi kanker tersebut, bila terletak pada bagian 2/3 bagian
depan lidah (anterior) biasanya timbul suatu massa yang sering kali tidak menimbulkan rasa sakit. Bila timbul pada sepertiga bagian belakang
lidah (posterior), kanker tersebut selalu tidak di ketahui oleh penderita dan
rasa sakit yang di alami yang biasanya di hubungkan dengan rasa sakit
tenggorokan. Kanker yang terletak 2/3 anterior lidah lebih dapat di deteksi
dini dari pada yang terletak pada 1/3 posterior
3.
Kanker pada bibir
Kanker
bibir selalu di hubungkan dengan orang – orang yang memilki aktifitas di luar
seperti nelayan dan petani. Sinar matahari mungkin terlibat dalam faktor
terjadinya kanker bibir. Umumnya lebih banyak terjadi pada bibir bawah dari
pada bibir atas. Pada awal pertumbuhan lesi dapat berupa nodul kecil atau ulkus
(luka) yang tidak sembuh sembuh.
4.
Kanker dasar mulut
Kanker
dasar mulut biasanya di hubungkan dengan penggunaan alkohol dan tembakau.
Pada awalnya mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi berkembang pasien akan mengeluhkan adanya benjolan dalam mulut atau perasaan tidak nyaman.
Pada awalnya mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi berkembang pasien akan mengeluhkan adanya benjolan dalam mulut atau perasaan tidak nyaman.
5.
Kanker pada pipi
Di
negara berkambang kanker pada mukosa
pipi di hubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur
dan tembakau. Bahan bahan berkontak
dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam dan berlangsung secara
terus menerus selama bertahun tahun sehingga menimbulkan iritasi atau
rangsangan pada mukosa pipi.
6.
Kanker pada langit langit (palatum)
Kanker
ini banyak terjadi pada daerah yang masyarakatnya mem punyai kebiasaan
menghisap rokok. Kanker pada palatum merupakan kanker rongga mulut yang umum terjadi
dari semua kanker rongga mulut.
ETIOLOGI
atau penyebab timbulnya kanker dalam rongga mulut :
Kanker
rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan
tumor :
Secara
garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas :
1.
Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang buruk, iritasi kronis dari
tambalan gigi dan gigi palsu yang tidak baik, gigi-gigi karies (krowok),akar gigi.
2.
Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok, tembakau, alkohol,
radiasi, virus, sinar matahari, trauma yang kronik.
3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin,
nutrisi, imunologi dan genetic.
Faktor faktor tersebut bisa bekerta secara
terpisah atau bisa secara bersamaan. Menurut penelitian terkini, faktor resiko
kanker juga dapat diturunkan secara genetik.
MANIFESTASI
KLINIK
Banyak kanker rongga mulut tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Keluhan pasien yang paling sering adalah luka yang tidak sakit atau massa yang
tidak sembuh sembuh. Luka terjadi pada gusi atau sariawan dalam jangka waktu
yang panjang yakni lebih dari satu minggu sampai satu bulan, luka yang awalnya
seperti sariawan biasa ini,lama-kelamaan akan menggerogoti seluruh jaringan
dalam mulut dan hingga lidah. Tahap lanjut membuat mulut dan rongga mulut
menjadi kebal dan tidak mampu merasakan apapun. Lesi khas pada kanker oral
adalah ulkus keras dan tepi menonjol. Adanya ulkus pada rongga mulut yang tidak
sembuh dalam 2 minggu harus diperiksa dengan Biopsi. Bila kanker berlanjut,
pasien dapat mengeluh nyeri tekan sulit mengunyah, menelan, atau bicara, batuk
disertai dahak mengandung darah atau pembesaran kelenjar limfe servikal.
Meskipun
resiko tergolong kecil, namun para ilmuwan menemukan bukti kuat bahwa seks oral
dapat memicu timbulnya kanker mulut. Para peneliti sebenarnya sudah lama
mencurigai infeksi penyakit seksual menular selain mengakibatkan kanker mulut
rahim juga berkaitan kanker rongga mulut.
Kanker rongga mulut umumnya berbau dan berbentuk khas.pada mulanya hanya
menyerang sebagian bibir pasien.
Infeksi virus human papilloma virus (HPV) yang di kenal
sebagai HPV 16 dapat memicu timbulnya
kanker pada tubuh manusia. Kanker yang ditimbulkan dapat terjadi di mana saja
di bagian tubuh manusia.
Umumnya
kanker rongga mulut pada tahap dini tidak menimbulkan gajala, diameter kurang
dari 2 cm, kebanyakan berwarna merah
dengan atau tanpa di sertai komponen putih licin halus dan memperlihatkan elevasi
yang minimal. Sering kali awal dari kaganasan di tandai oleh adanya ulkus (luka).
Apabila terdapt ulkus yang tidak sembuh sembuh maka keadaan ini sudah dapat di
curigai sebagai proses keganasan. Tanda – tanda lain dari ulkus proses
keganasan meliputi : ulkus yang tidak sakit, tepi bergulung lebih tinggi dari
sekitarnya dan indorasi (lebih keras), dasarnya dapat berbintil bintil dan
mengelupas.
Berikut
ini merupakan tanda – tanda yang harus di waspadai terhadap kemungkinan adanya
kanker mulut yang baru mulai terjadi atau dalam tahap lanjut ;
1.
Bercak putih,bersisik
2.
Bintik pigmen yang tiba – tiba ukurannya membesar
3.
Ulser yang tidak sembuh – sembuh
4.
Gusi bengkak dan berdarah
5.
Gigi yang tanggal secara tiba – tiba tanpa adanya riwayat trauma pendarahan
6.
Parastesi, anastesi dan mati rasa di rongga mulut
7.
Sakit sewaktu menggerakkan rahang
8.
Luka pencabutan yang tidak sembuh – sembuh
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sitologi mulut.
Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang
sederhana dan efektif untuk mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan.
Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan
mikroskopik sel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut.
Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan,
peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai
pengirimannya ke bagian Laboratorium
Patologi Anatomi.
b. Biopsi
Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan,
segera lakukan biopsi. Biopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun
sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara
yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa pasti dari lesi-lesi
mulut yang dicurigai.
Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang
mewakili dan tepi jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara
insisional atau eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan
besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto
dilakukan apabila lesi kecil.
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Bedah
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah
bedah untuk mengangkat sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi
kecil untuk pasien yang tidak di bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel
kanker dan menyusutkan tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh
sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat
anti kanker untuk membunuh sel kanker.
PENCEGAHAN
Hindari
kontak berlebihan dengan matahari, kurangi atau bahkan hindari merokok atau
mengunyah tembakau, alkohol, pertahankan oral hygiene dan perawatan gigi yang
baik, segera konsultasikan ke dokter bila ada lesi pada mulut yang tidak sembuh
dalam waktu 2- 3 minggu. yang paling penting adalah rajin kontrol ke dokter
gigi setiap 6 bulan sekali. Pepatah lama masih berlaku sampai saat ini yakni
Mencegah lebih Baik daripada mengobati.
Semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Segala kemuliaan hanya bagi Allah.
No comments:
Post a Comment